Loading...
link : Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh
Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh
Loading...
أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ
Oleh: Musyafa Ahmad Rahim
Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh
(Sejatinya, aku sudah dimangsa, saat banteng putih dimangsa)
Kalimat ini adalah sebuah matsal atau peribahasa.
Al-Kisah...
Hiduplah tiga ekor banteng di sebuah hutan, banteng putih, banteng hitam dan banteng merah.
Lalu datanglah seekor singa yang hendak memangsa seekor banteng dari tiga ekor banteng itu.
Namun, karena tiga ekor banteng itu bersatu dan kompak, ketiganya melawan singa itu secara bersama-sama.
Tidak mampu melawan tiga ekor banteng sekaligus, singa itu pun pergi.
Dalam keadaan lapar, singa menyusun rencana "jahat"-nya.
Maka, datanglah ia kepada tiga ekor banteng, dan kali ini, dia bukan dengan "maksud" memangsa, namun dengan maksud berkawan dan berteman.
Maka sejak saat itu, jadilah si singa itu teman bagi tiga ekor banteng.
Namun...
Selama si singa hidup "berteman" bersama mereka, secara perlahan namun pasti, terencana dan tersusun dengan baik, singa mulai menanamkan kebencian di dalam diri banteng merah dan banteng hitam untuk membenci si banteng putih.
Strategi singa berhasil. banteng hitam dan banteng merah mulai membenci banteng putih.
Banteng putih berusaha dengan sangat untuk memahamkan banteng hitam dan banteng merah tentang apa yang sebenarnya terjadi, namun, rupaya kedua banteng itu sudah kadung "termakan" oleh rencana "jahat" si singa.
Sehingga, akhirnya, banteng putih benar-benar dikucilkan, bahkan diusir dari pertemanan mereka.
Tanpa sepengetahuan banteng hitam dan banteng merah, si singa mendatangi tempat "pengusiran" banteng putih, dan dimangsa lah si banteng putih itu oleh si singa, tanpa mampu melawan, dan tanpa ada kawan yang membantu dan membelanya.
Setelah kenyang, si singa kembali "berkawan" dengan banteng hitam dan banteng merah.
Menariknya, karena kedua banteng itu telah benar-benar membenci si banteng putih, maka keduanya tidak merasakan keanehan apa pun yang terjadi di "dunia" mereka.
Si singa kembali berkawan dengan kedua banteng itu. Dan setelah ia mulai lapar, mulailah ia menanamkan kebencian terhadap banteng merah dalam diri banteng hitam, sampai akhirnya banteng merah benar-benar dibenci dan bahkan diusir dari "perkawanan" mereka.
Lagi-lagi, secara diam-diam dan tanpa sepengetahuan si banteng hitam, si singa mendatangi lokasi terusirnya banteng merah dan memangsanya.
Tinggallah sekarang di hutan itu hanya ada si singa dan si banteng hitam, sampai akhirnya tibalah masa bagi si singa untuk memangsa si banteng hitam itu.
Saat singa hendak memangsa banteng hitam, berkatalah si banteng hitam itu:
أُكِلْتُ يَوْمَ أُكِلَ الثَّوْرُ الْأَبْيَضُ
(Sejatinya, aku sudah dimangsa, saat banteng putih dimangsa)
Semoga menjadi ibrah.
Selamat, Sobat Baru saja selesai membaca informasi:
Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh
Kami cukupkan dulu ulasan Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh, Semoga dapat mengobati rasa penasaran Sobat, Kalau Sobat berkenan silahkan share artikel ini ke teman-teman yang lain.
Telah selesai dibaca: Ukiltu Yauma Ukilats-Tsaurul Abyadh sumber linknya: https://portalpiyungan77.blogspot.com/2016/04/ukiltu-yauma-ukilats-tsaurul-abyadh.html
Loading...