Loading...

PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi

PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi - Apa kabar Sobat PORTAL PIYUNGAN, Kali ini kita akan berbagi info PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi. Penasaran ingin mengetahuinya? Oya untuk memudahkan Sobat, kami membagi info ini dalam label Artikel BERITA TERBARU, Artikel KABAR INDONESIA, Artikel POLITIK, Artikel PORTAL PIYUNGAN, Biar gak kelamaan yuk langsung di simak saja Sob.

Loading...
Judul : PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi
link : PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi

Banyak di Baca


PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi

Loading...

[portalpiyungan.com] Ingatkah pada sebuah pribahasa, “sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui” yang bisa mengandung arti sekali tepuk, dua nyamuk mati

Analogi pribahasa diatas bisa terlihat pada taktik yang sedang dimainkan oleh PDI P dan Ahok ke depannya

Mari kita cermati, mengapa Partai berbasis massa Islam di DKI Jakarta seperti PKS, PPP, PAN, PKB dan ditambah dua partai nasionalis seperti Gerindra serta Demokrat sekarang menjadi ‘pengikut’ dan menunggu PDI P

PDI P menempatkan diri sebagai magnet yang mampu menjadi penarik bagi partai-partai berbasis massa Islam dan Nasionalis

Menunggu dan menempatkan diri ‘pengikut atau follower’ dari kekuatan PDI P

Siapapun yang dicalonkan oleh PDI P, akan dikondisikan didukung oleh sebuah koalisi besar partai yang menamakan diri koalisi kekeluargaan

Seolah ada dua kubu partai, partai lawan Ahok dan partai pendukung Ahok; yang menempatkan diri menjadi partai lawan Ahok akan masuk dalam koalisi kekeluargaan; sementara bagi yang mendukung Ahok masuk dalm koalisi 3 partai plus teman Ahok

Apakah benar terlihat demikian?

Sebuah fakta, kita mengenal karakter diri seorang Megawati Soekarnoputri, yang bila seorang Mega memiliki ‘perbedaan politik’ dengan seseorang, Mega tentu akan mengambil jarak. Contohnya dengan SBY

PDI P boleh deklarasikan diri Lawan Ahok, tetapi sang ketua umum menerima santai Ahok dalam satu mobil bersama Jokowi ketika rakernas Golkar.

Seandainya Ahok disamakan dengan sosok SBY, tentu penerimaan Mega pun akan berbeda.

Itu sebuah realitas politik. Bila Mega masih menerima Ahok dalam kaitan politik, lalu mengapa koalisi partai berbasis massa Islam masih mau menunggu PDI P? Anehnya, ditambah alasan Lawan Ahok

Logika lawan Ahok, tetapi menunggu partai (PDI P) yang membangun ‘kompromi’ dengan Ahok, Ada yang aneh?

PDI P adalah magnet untuk ‘mengendalikan’ suara partai bermassa Islam dan nasionalis agar tidak memiliki calon gubernur bersama

Pancingan koalisi yang dilakukan oleh PDI P memiliki dua agenda, pertama mengendalikan suara partai berbasis massa Islam kedua menghambat munculnya calon gubernur dari partai bermassa Islam yang diketahui menjadi lawan Ahok

Mengapa PKS, PPP, PAN, PKB, Gerindra, Demokrat tidak menjadi satu koalisi saja? mengapa harus menunggu PDI P, dan menempatkan PDI P seolah magnet?

Dengan taktik yang dilakukan PDI P, maka tidak ada calon gubernur yang bisa menjadi sosok yang merepresentasikan ummat Islam Jakarta saat ini, Makanproses panjang dari ormas Islam untuk melahirkan sosok pemimpin akhirnya akan berakhir anti klimaks

Penulis: Adityawarman
Editor: Tim Portal Piyungan



Selamat, Sobat Baru saja selesai membaca informasi:

PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi

Kami cukupkan dulu ulasan PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi, Semoga dapat mengobati rasa penasaran Sobat, Kalau Sobat berkenan silahkan share artikel ini ke teman-teman yang lain.

Telah selesai dibaca: PILKADA DKI Jakarta, Ketika Partai Berbasis Islam Mau Dibodohi sumber linknya: https://portalpiyungan77.blogspot.com/2016/08/pilkada-dki-jakarta-ketika-partai.html
Loading...

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :