Loading...
link : Napak Tilas Ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali
Napak Tilas Ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali
Loading...
Mendengar 'Gua Hira' tentu sudah tak asing lagi di telinga kaum muslimin. Apalagi bagi mereka yang sudah pernah melaksanakan haji maupun umroh.
Gua Hira mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam, Karena di Gua Hira inilah Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali, yaitu Surat Al 'alaq 1-5.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis, dipaksa sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril untuk membaca ayat tersebut.
Hingga beliau berkata, 'Ma ana bi qari', saya bukanlah seorang yang pandai membaca. Gua Hira terletak di Makkah, tepatnya di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram. Tinggi gunung ini sekitar 634 meter, Sebenarnya tidak terlalu tinggi, Namun medannya cukup berat. Gua itu menghadap ke utara dan pintu masuknya menunjuk langsung ke arah Kabah.
Pada usia antara 25- 40 tahun, Nabi Muhammad sering berkhalwat di Gua Hira. Pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Nuhammad dan menyampaikan wahyu pertama.
Untuk bisa mencapai gua tersebut, kita harus mendaki bebatuan yang terjal dengan sudut kemiringan yang cukup tajam.
Menurut Mohie ElDin Al-Hashimi, peneliti tentang studi Dua Masjid Suci, gua tersebut memiliki ruang yang cukup luas, cukup menampung enam orang.
Suasana di Gua Hira |
Gua Hira mempunyai nilai penting dalam sejarah Islam, Karena di Gua Hira inilah Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali, yaitu Surat Al 'alaq 1-5.
Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam yang ummi, tidak bisa membaca dan menulis, dipaksa sampai tiga kali oleh Malaikat Jibril untuk membaca ayat tersebut.
Hingga beliau berkata, 'Ma ana bi qari', saya bukanlah seorang yang pandai membaca. Gua Hira terletak di Makkah, tepatnya di Jabal Nur (Gunung Cahaya), sekitar 6 km sebelah utara Masjidil Haram. Tinggi gunung ini sekitar 634 meter, Sebenarnya tidak terlalu tinggi, Namun medannya cukup berat. Gua itu menghadap ke utara dan pintu masuknya menunjuk langsung ke arah Kabah.
Pada usia antara 25- 40 tahun, Nabi Muhammad sering berkhalwat di Gua Hira. Pada 10 hari terakhir di bulan Ramadan, Malaikat Jibril mendatangi Nabi Nuhammad dan menyampaikan wahyu pertama.
Disinilah tempat Nabi Muhammad menerima wahyu pertama kali |
Untuk bisa mencapai gua tersebut, kita harus mendaki bebatuan yang terjal dengan sudut kemiringan yang cukup tajam.
Gua Hira terletak di puncak jabal Nur |
Menurut Mohie ElDin Al-Hashimi, peneliti tentang studi Dua Masjid Suci, gua tersebut memiliki ruang yang cukup luas, cukup menampung enam orang.
Jabal Nur jika dilihat dari jauh bentuknya seperti punuk untuk |
Puncak Jabal Al Nour sangat terkenal dengan bentuk uniknya menyerupai punuk unta.
Para Jamaah yang sedang mendaki untuk menuju Gua Hira |
Untuk sampai ke Gua Hira, diperlukan banyak usaha karena lokasinya berada di puncak Pegunungan.
Menikmati sunset di puncak Jabal Nur |
Namun sayang, menurut Al-Hashimi, sejumlah pengunjung menyebabkan kerusakan pada situs bersejarah ini. Sebagian membawa batu sebagai souvenir.
Keindahan malam hari kota Makkah dilihat dari puncak Gua Hira |
Ada pula yang mencorat-coret dinding gua dengan kata-kata maupun simbol. Goresan-goresan itu sangat sulit dihapuskan.
Video: Gua Tsur dan Kisah Rasulullah Bersama Abu Bakar Bersembunyi Di Dalamnya
Gua Tsur adalah sebuah gua di kota Makkah yang terletak sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram. Gua Tsur berada di salah satu puncak Jabal Tsur, sebuah gunung yang yang cukup tinggi, terjal dan berbatuan.
Struktur dan bentuk gunung ini menyulitkan para peziarah untuk mendaki sampai ke Gua Tsur. Bahkan, upaya pendakian gunung tersebut sering mendatangkan bahaya dan korban jiwa.
Gua ini mempunyai dua pintu masuk yang terletak di bagian depan dan bagian belakangnya. Jika dilihat secara sepintas, bentuk gua ini menyerupai bentuk kuali.
Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah disebutkan, sejarah Gua Tsur sangat erat kaitannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 622 M sewaktu Rasulullah akan hijrah menuju Kota Madinah.
“Dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad SAW bersama sahabat Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.”
Sejarah hijrah sendiri dimulai ketika kaum kafir Quraisy Makkah sudah sampai kepada puncak kedengkian dan kemarahan mereka melihat perkembangan ajaran Islam yang semakin ramai di kalangan suku Quraisy sendiri. Bukan hanya di Mekkah, Bahkan juga telah memiliki basis yang kuat di Kota Yatsrib (Madinah).
Dalam musyawarah yang berlangsung alot di Darun Nadwah, para pemimpin kafir Quraisy akhirnya memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Algojo yang akan melakukan pembunuhan adalah para pemuda terkuat yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy yang dilengkapi dengan sebilah pedang tajam.
Para pemuda tersebut disuruh melakukan pembunuhan secara serempak dan bersama-sama. Hal ini bertujuan agar Bani Hasyim dan Bani Muthalib (kabilah dari mana Nabi Muhammad SAW berasal) tidak berani untuk menuntut balas, sebab yang terlibat dalam pembunuhan tersebut adalah semua kabilah Quraisy.
Rencana jahat kaum kafir Quraisy tersebut atas izin dan pertolongan Allah, akhirnya tercium oleh Rasulullah SAW. Rasulullah mendapat izin dari Allah untuk melaksanakan hijrah ke Madinah dan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Pada malam hari yang telah ditetapkan, para pemuda Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW dari segala penjuru. Rasulullah menyadari hal itu dan sepenuhnya bertawakal kepada Allah. Lewat tengah malam, Rasulullah menyuruh keponakannya, Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat perbaringan dan memakai selimut yang biasa beliau gunakan. Hal ini dilakukan untuk mengelabui penglihatan kaum kafir Quraiys.
Dengan hati yang mantap Rasulullah pun keluar dari rumahnya. Dengan izin Allah, tidak ada seorang pun dari pemuda yang mengepung tadi melihat kepergian Nabi Muhammad SAW.
Konon, Rasulullah sempat menyiramkan pasir ke kepala para pemuda tersebut sambil membacakan ayat Al Qur'an surah Yaasin ayat 9:
Struktur dan bentuk gunung ini menyulitkan para peziarah untuk mendaki sampai ke Gua Tsur. Bahkan, upaya pendakian gunung tersebut sering mendatangkan bahaya dan korban jiwa.
Gua ini mempunyai dua pintu masuk yang terletak di bagian depan dan bagian belakangnya. Jika dilihat secara sepintas, bentuk gua ini menyerupai bentuk kuali.
Dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah disebutkan, sejarah Gua Tsur sangat erat kaitannya dengan sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini terjadi pada tahun 622 M sewaktu Rasulullah akan hijrah menuju Kota Madinah.
“Dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad SAW bersama sahabat Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.”
Sejarah hijrah sendiri dimulai ketika kaum kafir Quraisy Makkah sudah sampai kepada puncak kedengkian dan kemarahan mereka melihat perkembangan ajaran Islam yang semakin ramai di kalangan suku Quraisy sendiri. Bukan hanya di Mekkah, Bahkan juga telah memiliki basis yang kuat di Kota Yatsrib (Madinah).
Dalam musyawarah yang berlangsung alot di Darun Nadwah, para pemimpin kafir Quraisy akhirnya memutuskan untuk membunuh Nabi Muhammad SAW. Algojo yang akan melakukan pembunuhan adalah para pemuda terkuat yang berasal dari tiap-tiap kabilah Quraisy yang dilengkapi dengan sebilah pedang tajam.
Para pemuda tersebut disuruh melakukan pembunuhan secara serempak dan bersama-sama. Hal ini bertujuan agar Bani Hasyim dan Bani Muthalib (kabilah dari mana Nabi Muhammad SAW berasal) tidak berani untuk menuntut balas, sebab yang terlibat dalam pembunuhan tersebut adalah semua kabilah Quraisy.
Rencana jahat kaum kafir Quraisy tersebut atas izin dan pertolongan Allah, akhirnya tercium oleh Rasulullah SAW. Rasulullah mendapat izin dari Allah untuk melaksanakan hijrah ke Madinah dan menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Pada malam hari yang telah ditetapkan, para pemuda Quraisy mengepung rumah Rasulullah SAW dari segala penjuru. Rasulullah menyadari hal itu dan sepenuhnya bertawakal kepada Allah. Lewat tengah malam, Rasulullah menyuruh keponakannya, Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat perbaringan dan memakai selimut yang biasa beliau gunakan. Hal ini dilakukan untuk mengelabui penglihatan kaum kafir Quraiys.
Dengan hati yang mantap Rasulullah pun keluar dari rumahnya. Dengan izin Allah, tidak ada seorang pun dari pemuda yang mengepung tadi melihat kepergian Nabi Muhammad SAW.
Konon, Rasulullah sempat menyiramkan pasir ke kepala para pemuda tersebut sambil membacakan ayat Al Qur'an surah Yaasin ayat 9:
وَجَعَلْنَا مِنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَ مِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَٰهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ
“Dan kami adakan di hadapan mereka dinding dan di belakang mereka dinding (pula), dan kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.”
Kemudian Rasulullah SAW menuju rumah sahabat terdekatnya, Sayyidina Abu Bakar lalu keduanya keluar dari jendela belakang dan terus berjalan ke arah selatan menuju Gua Tsur.
Di dalam Gua Tsur inilah Nabi Muhammad beserta Abu Bakar bersembunyi dan beristirahat selama tiga hari dalam perjalanan hijrah tersebut.
Menurut suatu riwayat, ketika Nabi Muhammad keluar menuju Gua Tsur itu, para pemuda Quraisy masih tertidur semuanya, mereka baru terbangun setelah Rasulullah berlalu dan mendapati kepala mereka penuh dengan pasir berdebu. Mereka baru sadar bahwa mereka telah tertidur dan tertipu.
Tidak ada yang tahu tempat persembunyian Rasulullah dan Abu Bakar, kecuali Abdullah bin Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, Aisyah binti Abu Bakar, dan pembantu mereka bernama Amir bin Fuhaira. Merekalah yang sangat berjasa membantu Nabi Muhammad SAW dan Abu Bakar.
“Abdullah bertugas mencari informasi tentang kaum kafir Quraisy. Sehari-harinya dia berada di tengah-tengah kaum kafir Quraisy untuk mendengar sikap dan rencana yang akan mereka laksanakan,” Demikian keterangan dalam buku Ensiklopedi Haji dan Umrah.
Malam harinya, seluruh informasi tersebut disampaikan kepada Nabi Muhammad dan Abu Bakar. Sedangkan Amir tugasnya menggembalakan kambing Abu Bakar di sekitar Gua Tsur, memerah susu dan menyiapkan daging untuk makanan Nabi SAW dan Abu Bakar, dengan dibantu oleh Asma’ dan Aisyah.
Disamping itu, Amir bertugas menghapus jejak Abdullah yang keluar masuk tempat persembunyian dengan cara menggembalakan kambingnya di jalan yang dilalui Abdullah sehingga jejak Abdullah terhapus.
Setelah kaum kafir Quraisy mengetahui bahwa yang mereka incar telah berhasil meloloskan diri, mereka lalu mengerahkan semua kekuatan untuk mengejar dan mencari Nabi Muhammad SAW sampai dapat.
Semua tempat di berbagai arah mereka sisir dan selidiki satu per satu tanpa mengenal lelah. Di antara pasukan Quraisy ada segemobolan pemuda yang datang mendekati Gua Tsur. Mereka menghunuskan pedang sambil mondar-mandir mencari dengan penuh selidik ke segenap penjuru.
Tidak jauh dari gua itu mereka bertemu dengan seorang penggembala, lalu mereka bertanya, “Apakah Muhammad berada dalam gua itu?”
Jawab penggembala, “Mungkin saja mereka dalam gua itu, tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.”
Mendengar jawaban gembala itu, Abu Bakar sempat berkeringat. Ia khawatir, mereka akan menyerbu ke dalam gua. Abu Bakar menahan nafas, tidak bergerak, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah SWT.
Datanglah para pemuda Quraisy dari tiap marga dengan membawa tongkat, pentung, cemeti dan pedang. Sebagian mereka melihat gua, mereka melihat ada dua sarang merpati di luar mulut gua, diapun kembali kepada kawan-kawannya.
Kawan-kawannya yang berada di bawah bertanya: "Bagaimana usaha kamu? Apa yang kamu lihat disana?"
"Aku melihat ada dua merpati liar, Tidak mungkin ada seseorang didalamnya". jawabnya.
Mendengar percakapan mereka. Mengertilah Abu Bakar bahwa Allah telah melindunginya dari kejaran kafir Quraiys.
Sebagian diantara mereka ada yang berkata: " Bagaimana kalau kita masuk saja ke dalam gua itu."
Salah seorang dari mereka membantah, "Apa tujuanmu masuk gua! Mau cari mati kalian? Disana ada laba-laba yang usianya lebih tua dari lahirnya Muhammad!"
Berikut adalah penampakan video Gua Tsur yang mempunyai tinggi 5000 feet atau sekitar 1400 meter dari atas permukaan laut.
Selamat, Sobat Baru saja selesai membaca informasi:
Napak Tilas Ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali
Kami cukupkan dulu ulasan Napak Tilas Ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali, Semoga dapat mengobati rasa penasaran Sobat, Kalau Sobat berkenan silahkan share artikel ini ke teman-teman yang lain.
Telah selesai dibaca: Napak Tilas Ke Gua Hira, Tempat Nabi Muhammad Menerima Wahyu Pertama Kali sumber linknya: https://portalpiyungan77.blogspot.com/2017/02/napak-tilas-ke-gua-hira-tempat-nabi.html
Loading...